• DATE

  • CATEGORY

Indonesia–Korea Perkuat Kolaborasi Strategis Industri dan Dorong Investasi Baru di KEK Industropolis Batang

Korea Perkuat Kolaborasi Strategis

Jeonnam, Korea Selatan – 21 Juli 2025 Kerja sama strategis antara Indonesia dan Korea Selatan kembali diperkuat melalui penyelenggaraan Gwangyang Business Forum 2025 yang mengusung tema “Bridging Growth: Indonesia–Korea Collaboration for Strategic Industrial Investment.” Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara KEK Industropolis Batang, Gwangyang Bay Free Economic Zone (GFEZ), dan Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Seoul. Meskipun telah berlangsung beberapa waktu lalu, forum ini tetap menjadi sorotan penting karena menegaskan kesiapan Indonesia dalam menyambut investasi Korea melalui kawasan industri berstandar global. 

Bertempat di Jeonnam Technopark, forum ini dihadiri oleh sekitar 80 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah Indonesia, otoritas GFEZ, dan jajaran pelaku industri Korea. Hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Ali Andika Wardhana (Charge d’Affaires Ad Interim KBRI Seoul), Marviana Sendi (Minister Counsellor Bidang Ekonomi, Investasi, dan Perdagangan KBRI Seoul), Reza Mawasthama (Direktur IIPC Seoul), Agung Budhianto (Deputy Director ITPC Busan), Koo Choong-gon (Commissioner GFEZ), dan Yang Kwangsik (Team Leader of Global Marketing GFEZ). 

Dalam sambutannya, Ali Andika Wardhana menyampaikan bahwa sepanjang 2020 hingga 2024, total investasi Korea di Indonesia telah mencapai sekitar USD 11,3 miliar, terutama di sektor-sektor strategis seperti industri kimia, baterai kendaraan listrik (EV), dan manufaktur bernilai tambah tinggi. Pemerintah Indonesia terus menunjukkan komitmen kuat dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif melalui pemberian berbagai insentif, termasuk pembebasan bea masuk untuk sektor prioritas. Salah satu contoh nyata adalah percepatan pembangunan jetty di KEK Industropolis Batang untuk mendukung operasional perusahaan Korea, KCC, yang saat ini tengah merealisasikan investasinya di kawasan tersebut. 

Angga Brahmana Sukma, General Manager Marketing & Sales KEK Industropolis Batang, menegaskan bahwa keberhasilan investor Korea yang telah lebih dulu beroperasi di Batang menjadi bukti sinergi antara pemerintah dan sektor swasta. “Kesuksesan investor Korea saat ini yang ada di Batang adalah bukti kesiapan nyata pemerintah Indonesia dalam mendukung perkembangan global. Semua dukungan pemerintah ini juga dalam rangka competitive price, supaya investor efisien dalam investasi maupun operasional,” jelasnya. 

Sementara itu, pihak GFEZ juga menyampaikan ketertarikannya untuk memperluas kolaborasi dengan Indonesia. Koo Choong-gon menyampaikan bahwa kawasan GFEZ melihat potensi besar kerja sama di sektor logam, petrokimia, dan energi. Hal ini turut diperkuat oleh paparan Yang Kwangsik, yang menyoroti keunggulan GFEZ sebagai pusat industri dengan dukungan infrastruktur kelas dunia dan insentif investasi yang menarik. 

Forum ini juga membuka peluang investasi baru dari sejumlah perusahaan Korea. Di antaranya adalah YUSEONG Plant & Bending, perusahaan pemrosesan logam yang berencana membangun fasilitas produksi di KEK Industropolis Batang dengan estimasi kebutuhan lahan sebesar 2 hingga 3 hektare dan target produksi pada 2027. Selain itu, brand kuliner 1988 Pocha id yang mengusung konsep Korean Street Food turut menjajaki peluang ekspansi ke Indonesia. Sebagai tindak lanjut, delegasi dari sektor pemrosesan logam dijadwalkan melakukan kunjungan balasan ke Indonesia pada medio Agustus 2025. 

Melalui forum ini, KEK Industropolis Batang kembali menegaskan komitmennya sebagai kawasan industri yang Smart, Green, and Sustainable. Dengan dukungan nyata dari pemerintah pusat dan daerah, termasuk percepatan pembangunan infrastruktur strategis, kawasan ini siap menjadi mitra utama investor Korea dan pusat pertumbuhan industri masa depan yang efisien, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.